Psikologi Komunikasi Pemeriksaan

Psikologi Komunikasi Pemeriksaan

Psikologi Komunikasi Pemeriksaan

Komunikasi adalah seni. Didalam seni ada bunga, ada air, ada berbagai variasi yang mengggunakan akal, hati dan perasaan. Komunikasi pemeriksaan melibatkan seni juga. Karena itu didalam melaksanakan audit, pada waktu melakukan komunikasi dengan auditee, kita harus menggunakan seni.  Salah satu konsep yang indah dalam komunikasi adalah komunikasi tanpa kekerasan atau nonviolence communication. Komunikasi tanpa kekerasan digagas oleh Rosenberg tahun 1960-an, pada waktu itu Rosenberg adalah seorang pakar di bidang psikologi. Dia memiliki pasien yang mengalami berbagai masalah dalam hidupnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosenberg pada pasien-pasiennya yang bermasalah tersebut lahirlah konsep nonviolence communication. Saking hebatnya Rosenberg dalam berkomunkasi, dia diutus oleh Amerika Serikat ke Palestina untuk berkomunikasi dan Rosenberg mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga diterima di Palestina.

Dalam salah satu buku Rosenberg, ada satu bab yang sangat berkesan pada bab pertama yaitu konsep yang berbunyi “Jika anda ingin mengkomunikasikan sesuatu, anda harus menggunakan prinsip memberi dari hati”. Memberi dari hati artinya jika auditor ingin berkomunikasi dengan orang lain atau auditee maka dasar dari komunikasi yang dilakukan adalah mencintai lawan komunikasi kita. Auditor harus menyayangi auditee, kemudian menghargai mereka sehingga auditee merasa nyaman. Karena itu, ideologi dasar dari nonviolence communication adalah memberi dari hati. Dengan prinsip memberi dari hati ini, maka empati akan otomatis muncul. Empati tidak bisa dibuat-buat, empati akan muncul dengan sendirinya jika auditor menyayangi atau mencintai orang yang diajak berkomunikasi.

Bagaimana prinsip ini diaplikasikan dalam permeriksaan khususnya untuk pemeriksaan internal atau audit internal yaitu prinsip memberi dari hati ini, bisa auditor aplikasikan untuk audit internal yang bersifat manajerial. Karena itu pada waktu berkomunikasi mulai dari penghimpunan data, kemudian melakukan analisis dan menyampaikan temuan kita dasarnya harus menggunakan konsep menyayangi auditee karena itu kita harus berempati, memahami perasaan dan kita harus melihat dari sudut pandang auditee. Dengan prinsip memberi dari hati ini dampaknya adalah dalam pemeriksaan kita akan mudah untuk mendapatkan data, informasi yang benar, informasi yang jujur sehingga hasil pemeriksaan auditor akan mampu menemukan akar dari masalah. Dengan kata lain root cause analysis itu akan bisa dilakukan dengan jujur.

Dikutip dari Bapak Tjahjo Winarto-Dosen PKN STAN

Sumber : https://youtu.be/NM0PKEa58c0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *