Fraud, Adakah Cara Efektif Untuk Mendeteksinya?

Fraud, Adakah Cara Efektif Untuk Mendeteksinya?

Fraud dalam akuntansi merupakan penghambat dalam pemanfaatan sumberdaya sehingga menjadikan perhatian penting pihak manajemen atau pengambil keputusan dalam sebuah organisasi.

Ada dua jenis kesalahan yang terjadi dalam akuntansi, yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud), perbedaan antara error dan fraud ini terletak pada ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Kekeliruan terjadi pada tahap pengelolaan transaksi, saat terjadinya transakssi, dokumentasi, pencatatan jurnal, pencatatan debit kredit, dan laporan keuangan. Jika kesalahan dilakukan dengan sengaja, maka hal tersebut merupakan kecurangan.

Kecurangan adalah tindakan dimana seseorang dengan sengaja mengambil manfaat atas orang lain untuk kepentingan pribadi. Sedangkan kejahatan adalah tindakan yang sengaja dilakukan dimana perbuatan tersebut melanggar undang-undang dan terdapat sangsi hukum atas kejahatan yang dilakukan. Perbedaan inilah yang harus diperhatikan, karena tidak semua kecurangan adalah kejahatan, dan sebagian besar kejahatan bukan kecurangan. Kecurangan atau fraud akan mengakibatkan kerugian perusahaan, namun pihak berwajib hanya bisa mengambil tindakan atas kejahatan.

Faktor penyebab kecurangan

  • Tekanan: dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai.
  • Adanya peluang: kondisi yang memberikan peluang pada seseorang untuk melakukan kecurangan. Misalnya lemahnya internal control atau penyelahgunaan wewenang.
  • Rasionalisasi: pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan kecurangan. Seseorang melakukan rasionalisasi agar dirinya dapat mencerna tindakannya yang ilegal agar tetap dapat mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya.

 

The Association of Certified Fraud Examiners, sebuah organisasi profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan kecurangan membagi kecurangan (fraud) kedalam tiga kelompok yang berdasarkan perbuatan:

  • Penyimpangan aset: penyalahgunaan aset perusahaan. Fraud ini mudah dideteksi karena dapat diukur/dihitung.
  • Pernyataan palsu: tindakan dari pihak manajemen untuk menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan membuat rekayasa keuangan dalam laporan keuangannya.
  • Korupsi: banyak terjadi di negara yang sedang berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik. Korupsi sulit dideteksi karena berbagai pihak bekerja sama dalam menikmati keuntungan. Didalamnya termasuk konflik kepentingan, penyuapan, pemerasan ekonomi, penerimaan yang ilegal.

 

Mendeteksi terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa teknik dibawah ini:

  1. Memeriksa jajaran manajerial. Kasus penggelapan, kecurangan laporan keuangan seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu, jajaran manajemen harus diselidiki untuk mengetahui tujuan mereka melakukan keurangan.
  1. Adanya keterkaitan pihak eksternal. Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan adalah dengan memberikan bantuan pada organisasi baik yang nyata atau fiktif. Untuk itu harus dideteksi adanya hubungan antara organisasi dengan lembaga keuangan, organisasi dengan individu, eksternal auditor, lembaga pemerintahan, atau investor.
  1. Sifat Organisasi. Sebuah kecurangan seringkali tidak terendus karena adanya struktur organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu peneliti harus mengetahui seluk beluk organisasi termsuk pemilik perusahaan.
  1. Laporan keuangan dan karakteristik operasional. Melakukan pemeriksaan diantaranya rekening pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran atau ekuitas. Tanda kecurangan yang seringkali terdeteksi adalah adanya perubahan dalam laporan keuangan.
  1. Auditor Internal. Merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional organisasi. Definisi lainnya adalah penilaian yang dilakukan oleh personel dalam organisasi uang memiliki kompetensi dalam hal meneliti catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor internal adalah untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggungan jawab dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit.
  1. Auditor eksternal. Auditor eksternal diperlukan untuk mendeteksi kecurangan dalam organisasi serta melakukan analisa jika auditor internal mengalami kesulitan.

 

Timbulnya kecurangan (fraud) harus dicegah. Faktor yang paling menentukan dalam melakukan tindakan pencegahan tersebut adalah dari internal perusahaan, karena mereka yang secara langsung terjun dalam operasional organisasi. Karena itu sosok pimpinan yang amanah dan anti kecurangan sangat dibutuhkan untuk itu. Selain dari internal organisasi, adanya keterlibatan pihak luar seperti auditor eksternal dapat memberikan penilaian yang obyektif dimana untuk memastikan laporan keuangan yang dihasilkan adalah wajar yaitu bebas dari keraguan dan ketidakjujuran.

Sumber: SW@Zahir Azzounting

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *